pondokan favoritku




Ecolodge di Pulau Belitung

Bermalam di tengah hutan di dalam safari tent di Batu Mentas di Pulau Belitung. Saya mau menukarkan semua kemewahan yang ditawarkan oleh semua hotel berbintang untuk tinggal di sini.

Sebuah tenda cukup besar berwarna putih, di dalamnya dilengkapi dengan sebuah double bed dari bambu dan mosquito net; meja tulis, kursi, bed side table, hingga lemari pakaian yang semua terbuat dari bambu; dan kamar mandi yang dilengkapi basic standard amenities dengan WC duduk, washtafel dan shower dengan air panas dan dingin. Ya, sebuah kemewahan di tengah hutan, karena pengelola akan menyalakan genset listrik mulai dari sekitar pukul 17.00 hingga 24.00. Jadi masih bisa merecharge gadget yang dibawa.

Safari tent dibangun diatas panggung papan 3 meter dari atas tanah. Di depannya mengalir sungai dengan air yang sangat jernih sebagai natural swimming pool dan tak jauh dari situ bisa fish spa dengan ikan asli Belitung yang mirip dengan jenis fish spa Turki. Ada warga yang siap di dalam area sanctuary untuk memasak dan membuatkan minuman. Meskipun saya hanya memesan sepiring mi goreng dan teh manis untuk sarapan, tapi menjadi sangat istimewa karena menyantapnya di pinggir sungai dengan air jernih mengalir tenang di bawah rimbunan pohon dan suara burung.

Ada dua ecolodge dengan konsep resor yang dikelola oleh masyarakat setempat berbasis konservasi yang semuanya dibina oleh Komunitas Pecinta Lingkungan Belitung (KPLB). Satu di Pulau Kepayang dan satunya lagi di Batu Mentas, Badau. Selain safari tent, di kedua sanctuary ini juga disediakan rumah pohon dengan konsep terbuka tanpa dinding. Sampai dengan akhir tahun 2012 safari tent disewakan Rp 900 ribu nett per malam dan rumah pohon disewakan Rp 400 ribu nett per malam. Di Pulau Kepayang sudah ada lodge rumah tradisional Belitung dengan harga sewa lebih murah, namun di Batu Mentas baru direncanakan akan dibangun tahun 2013 dan bisa mengakomodasi sampai dengan 40 orang.(By YD)