Sabtu, 18 Mei 2013

Secangkir Kopi Arabika untuk Kebangkitan Indonesia


 

Setiap tanggal 20 Mei bangsa ini selalu memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Sebagian sudah pesimis bangsa ini mampu bangkit kembali,sebagian lagi masih tetap optimis. Saya sendiri masih berusaha mengikis perasaan pesimis itu untuk bangkit.

Bangkit itu berdiri kembali dari keadaan tidur atau duduk. Artinya, setelah meneguk secangkir kopi arabika dari berbagai daerah di Indonesia, mata akan melek, pikiran terang dan semangat timbul lagi untuk kembali bekerja dan menuntaskan pekerjaan yang belum selesai.

Kesadaran kekayaan alam fisik di tanah air pasti akan habis di daerah-daerah mesti kita dukung bersama-sama. Pariwisata mulai dilirik sebagai alternatif perekonomian. Tidak apa-apalah tertinggal 1-2 dasawarsa dari negara tetangga. Jika mau maju ya tidak perlu malu dan minder, bukankah menuntut ilmu sampai menuju liang kubur? Kita belajar secara bersama-sama bagaimana mengelola kekayaan alam dan budaya yang sudah ada sejak dulu menjadi sumber pariwisata yang tidak akan pernah kering.

Selama ini kita "tidur", sekarang baru bangun, masih kucek-kucek mata dan belum menyadari apa yang sedang terjadi di sekitar. Jika terburu-buru bangkit kepala akan pusing malah membuat kita tidak tahu apa yang mesti akan dilakukan. Nikmati dulu kopi arabika dalam cangkir itu, biarkan dia membawa kita ke kesadaran perlahan-lahan untuk bangkit.   

Ssst, tak pernahkah terlintas dalam pikiran kawan-kawan, itupula yang dilakukan oleh tetangga-tetangga kita, bangkit setelah meneguk secangkir kopi arabika dari Indonesia?