Jumat, 22 Februari 2013

Pantai di Indonesia Bukan yang Terbaik di Dunia?

Saya baru saja membaca hasil Traveller's Choice Award 2013 kategori Top 25 The Best Beaches in the World dalam situs Trip Advisor. Sungguh mengejutkan ketika saya tidak menemukan satu pun pantai di Indonesia masuk dalam daftarnya. Pantai Boracay, Filipina masuk dalam daftar di peringkat #24.

Saya tidak tahu apa kategori penilaiannya. Karena ini pilihan travelers, mungkin saja ada unsur-unsur subyektifitas di dalamnya. Lagipula, ini baru penilaian dalam sebuah situs. Mengingat reputasi Trip Advisor di dunia, saya jadi bertanya-tanya ada apa dengan pantai-pantai di Indonesia?

Panjang pantai di Indonesia seluruhnya 95.181 km, terpanjang keempat di dunia. Dari pantai landai berpasir hitam sampai berpasir putih hingga merah jambu; dari berpasir sehalus gula pasir hingga sebesar merica; dan pantai-pantai terjal dengan tebing-tebing batu karang atau jajaran bebatuan granit masif, semua ada di Indonesia. Belum lagi hidden beaches yang belum terekspos dan tereksplor.

Pantai Tanjung Tinggi, Belitong
Oke, anggaplah hidden beaches itu harta karun Indonesia. Saat pantai-pantai lain di dunia telah jenuh, kita masih punya banyak koleksi yang bisa dikenalkan. Pantai-pantai di Indonesia yang sudah dikenal dunia, yang tidak kalah indah dari Top 25 Beaches in the World 2013 versi Trip Advisor, bisa jadi masih memiliki kekurangan yang harus segera ditanggapi.

 Jika melihat Top 25 Beaches in the World 2013, selain atraksi menarik, umunya obyek pantai di sana menyediakan akomodasi mulai dari hotel berbintang, B&B, hotel kelas melati hingga vila. Logikanya, aksesibilitas menuju destinasi sudah jelas tersedia. Pantai Kuta di Bali, jika kita lihat, mestinya sudah memenuhi kriteria tersebut, tapi sama sekali tak disebut. Pantai Sanur dan Seminyak di Bali 'hanya' terdaftar di destinasi populer di Asia dalam situs yang sama. Bisa jadi Kuta, Bali sekarang sudah jauh menurun kualitasnya. Pantai merah jambu di Pulau Rinca, NTT baru sebatas menarik dari sisi atraksi tapi belum bisa memenuhi di sisi akomodasi dan aksesibilitas. Pantai-pantai di bagian barat Pulau Belitung tak kalah indah dengan Boracay di Filipina, Seychelles dan Karibia. Selain aksesibilitas yang masih terbatas, mesti diakui pantai-pantai di barat Belitung belum terjaga kebersihannya dari sampah, coretan-coretan tangan iseng di bebatuan masif di pantai, hingga fasilitas umum di tepi pantai seperti toilet dan kamar mandi umum.
Inikah sebab kualitas pantai Kuta,Bali menurun?




Dari yang saya lihat selama perjalanan di tahun 2012, sudah saatnya masyarakat mandiri tidak melulu bergantung pada pemerintah. Masyarakat di daerah harus lebih percaya diri untuk memanfaatkan potensi alamnya. Mereka yang paling tahu kondisi halaman rumahnya dan mempunyai kearifan lokal yang lebih efektif diterapkan dalam pemanfaatan dan pengeksploitasian alam untuk kesejahteraan mereka.


Indonesia sudah memiliki modal besar, alam dan budaya. Pengemasannya tak perlu kapital besar, tapi sangat memerlukan keberanian dan konsistensi untuk menjaga keaslian alam dan mempertahankan kearifan lokal masyarakat setempat sebagai bagian dari budaya. Teknologi dan gaya hidup modern bukan untuk menghilangkan itu tapi saling melengkapi sehingga rekayasa ekonomi yang dilakukan seiring sejalan dengan konservasi alam dan pembangunan bisa dilakukan secara berkesinambungan. Posisi pemerintah sebagai pemberi layanan kepada masyarakat berupa seperangkat kebijakan dan peraturan yang berpihak pada menjaga alam dan pendukungan pada usaha kreatif masyarakat misalnya kemudahan mendapatkan modal usaha, penyediaan infrastruktur dlsb. 

Masyarakat di daerah pun sudah saatnya dilibatkan dalam community journalism misalnya melalui blog-blog tak berbayar baik milik individu maupun portal berita nasional dan mancanegara. Di zaman dunia yang semakin real time dan menjadi datar, kegiatan promosi semakin mudah dan murah.