Sabtu, 02 Maret 2013

Hotel Melati #1 se-Indonesia

Hotel Blambangan Semarang
Saya menjadikan traveling sebagai pekerjaan. Bukan ikut-ikutan ingin menjadi travel writer seperti Gola Gong atau Trinity-ya, saya memang mengagumi dan terinspirasi oleh mereka-tapi menjadikan traveling dan menulis sebagai pekerjaan tak pernah terbersit dalam mimpi sebelumnya hingga keterusan sampai sekarang.

Saya selalu traveling seorang diri jadi lebih selektif dalam memilih akomodasi. Karena bukan seorang backpacker sejati maupun bukan traveler dengan budget berlebih, jadi saya harus mencari penginapan murmer (murah meriah) yang sesuai dengan kantong. Hotel melati atau guest house/home stay adalah pilihannya. Saya menetapkan tiga standar dalam memilih akomodasi di kelas ini: bersih-aman-posisinya cukup strategis.

Meskipun hotel kelas melati atau guest house, kamar yang bersih pasti akan memberikan kenyamanan bagi tamu. Kamar yang bersih bagi saya adalah lantai tidak berdebu dan tidak lengket saat diinjak, tidak terlihat lawa-lawa (gumpalan debu yang menggantung di langit-langit, di bawah tempat tidur, di bawah meja, dan kamar mandi), seprei yang bersih, dan sudah pasti kamar mandinya harus bersih. Dalam perjalanan saya lebih memilih kamar mandi di dalam kamar, kecuali kalau sedang menginap di hostel di luar negeri.

Keamanan di dalam lingkungan hotel atau guest house menjadi hal sangat penting karena traveling sendiri dimana saya kadang-kadang harus menyimpan beberapa barang di dalam kamar. Selain menyimpannya di dalam tas dan dikunci, biasanya saya sampaikan kepada receptionist apa yang saya taruh di dalam kamar saat keluar hotel. So far, it works. Hotel kecil atau guest house/home stay yang di meja receptionist-nya telah memasang peraturan tamu yang berpasangan suami istri, tidak boleh membawa miras/narkoba dll, menurut saya, menjadi akomodasi ideal bagi perempuan traveler yang harus melakukan perjalanan seorang diri. 

Posisi akomodasi yang cukup strategis saya butuhkan untuk menunjang pekerjaan yang mobile. Strategis dalam pengertian saya adalah tidak perlu harus berada di tengah kota karena pasti harga sewa kamarnya lebih mahal, namun ada angkutan umum dan jalannya bisa diakses darimanapun di kota atau di daerah saya harus melakukan perjalanan.    

Selama menjalani ini, saya menemukan sebuah hotel melati yang memenuhi syarat-syarat di atas. Hotel Blambangan di Jalan Pemuda Semarang hanyalah sebuah hotel melati yang menempati salah satu gedung art deco yang masih terpelihara dengan baik di kota ini. Dari luar saja tampak kecil, tapi hotel ini memiliki kamar cukup banyak. Pilihan kamarnya ada yang pakai fan dan AC, ada yang single bed dan twin bed, bahkan ada kamar untuk tamu keluarga dengan tiga tempat tidur. Fasilitas kamar mandi standar: shower tanpa air panas, kloset duduk, handuk, sabun dan sampo, serta ember dan gayungnya. Sejadah dan Alquran di dalam lemari serta tanda arah kiblat, sebuah meja rias dan sebuah meja kecil berserta otoman (kursi tanpa sandaran).
Lorong di lantai dua Hotel Blambangan




Tarif sewa kamarnya mulai dari Rp 150 ribu-300 ribuan. Sudah termasuk sarapan pagi ringan, sepotong roti dan teh manis atau kopi. Rotinya buatan pabrik roti jadul yang persis berada di depan hotel ini. Di beberapa kamar juga sudah dilengkapi dengan televisi. 


Dari bandara Ahmad Yani hanya sekitar 30 menit (sekarang ini 1 jam karena sedang ada pembangunan fly over di persimpangan jalan ke bandara). Kota tua Semarang hanya berjarak sekitar 5 menit dengan becak, Stasiun Tawang sekitar 15 menit dengan bis kecil yang lewat di depan hotel, ke pusat oleh-oleh Pandanaran juga bisa ditempuh dengan becak, angkot atau bis trans Semarang. Hanya berjarak dua toko dari hotel ada Sri Ratu Department Store & Supermarket yang harganya terjangkau, dan di halaman parkirnya ada pujasera yang harganya sangat bersahabat bagi traveler seperti saya. Di depan hotel, selain pabrik dan toko roti jadul "Wijaya", juga berderet penjaja lumpia Semarang dan Toko Oen. 

Pelayanannya pun tidak kalah dari hotel bintang. Mulai dari receptionist hingga house keeping semuanya lelaki. Meskipun terkesan hotel muslim, tapi tidak ada aturan hotel tidak menerima tamu non-muslim. 

Jika ada survey hotel melati se-Indonesia, saya akan merekomendasikan Hotel Blambangan, Semarang sebagai hotel melati nomor 1 di Indonesia.